Jumat, 18 Oktober 2019

Harmoni, Akord, dan Trinada


Ilmu Harmoni

Harmoni dalam musik Barat adalah salah satu teori musik yang mengajarkan bagaimana menyusun suatu rangkaian akord-akord agar musik tersebut dapat enak didengar dan selaras. Di sini dipelajari tentang penggunaan berbagai nada secara bersama-sama dan akord-akord musik, yang terjadi dengan sesungguhnya ataupun yang tersirat. Studi ini sering merujuk kepada studi tentang (progresi harmonis, gerakan dari satu nada secara berbarengan ke nada yang lain, dan prinsip-prinsip struktural yang mengatur progresi tersebut.

Beberapa Pengertian Ilmu Harmoni
Ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara not/nada yang satu dengan nada yang lain pada saat didengarkan secara bersama-sama, sering digambarkan sebagai dimensi vertikal di dalam teori musik dimana melodi (cantus firmus atau counterpoint) disebut sebagai dimensi horisontal.
Ilmu harmoni adalah ilmu yang mengajarkan cara mengkombinasikan atau menggabungkan not-not (nada-nada) secara simultan (serentak atau bersamaan) untuk menghasilkan akor (chord) dan mempelajari juga penggunaan akor secara berturut-turut untuk mendapatkan progresi atau pergerakan akor.
Ilmu harmoni adalah salah satu cabang teori musik yang mempelajari cara menyusun suatu rangkaian not-not (nada-nada) menjadi rangkaian akor, agar bunyi dalam musik menjadi selaras dan enak didengar.

Teori Ilmu Harmoni Dasar
Ada beberapa hal dasar yang perlu diketahui dalam ilmu harmoni. Yang terutama adalah tonal system (sistem tonal) trisuara atau triad. Jika kita menyusun tiga nada yang masing-masing berjarak terts (terts besar (Major Third/M3) atau terts kecil (Minor Third/m3)) dari nada alasnya/nada rootnya atau kemudian sering disebut sebagai nada bas, maka akan diperoleh akor yang disebut trisuara atau triad. Konsep ini adalah konsep dasar pembentukan akor dalam ilmu harmoni klasik.

Seorang komposer berpeluang juga untuk membentuk kemungkinan kombinasi tidak berdasarkan susunan interval terts diatas. Seorang komposer kontemporer saat ini membentuk struktur susunan nada dalam sistem tonalnya pada interval kwart (Perfect Fourth/P4 dan Augmented Fourth/A4), interval kwint (Perfect Fifth/P5 dan Diminished Fifth/d5), interval second (Major Second/M2 dan Minor Second/m2) dan lain sebagainya.

Sebagai landasan dalam tradisi musik yang diwariskan dari musik barat, maka akor dalam tangga nada diatonis atau tangga nada mayor yang disusun berdasarkan sistem tonal trisuara atau triad akan membentuk akor mayor, akor minor, akor augmented dan akor diminished. Masing-masing akor memiliki fungsi sesuai dengan jenis dan posisinya pada tangga nada diatonis atau tangga nada mayor.

Sejarah Lahirnya Harmoni

Notasi Gregorian Tahun 590

Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Gregorius I, di mana sebelumnya musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu gereja dalam notasi gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4garis sebagai not balok, tetapi belum ada notasi (iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau (monofoni.

Musik Organum 1150-1400

Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan (organum, nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki).

Musik Discant 1400-1600

Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah.Oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara).

Basso Ostinato Tahun 1600

Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudian diulang pada rangkaian nada lain secara sama.

Musik Polifoni Era Barok 1600-1750

Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), di sinilah lahir teori kontrapung (counterpoint=kontrapunt).
Johann Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapung yang sangat tinggi, karema disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle (1685 – 1759) dari Inggris, Antonio Vivaldi (1678 - 1741) dari Italia, yang lain George Philipp Telemann, Arcangelo Corelli, Henry Purcell, Domenico Scarlatti, Jean-Philippe Rameau, dlsb.
Sebagai contoh lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Bapak Yakub.
Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapung Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian menadapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapung Bebas atau Free Counterpoint.

Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825

Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapung menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.Para komponis Era Klasik (1750-1825) adalah Carl Philipp Emmanuel Bach dan Johann Christian Bach (anak-anak JS Bach yang tidak mengikuti sang ayah yang polifoni), Johann Stamitz, Franz Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, Luigi Boccherini, Christoph von Gluck, Franz Schubert, Wolfgang Amadeus Mozart (si anak ajaib) dan Ludwig van Beethoven (maestro yang tuli).Musik Era Klasik didominasi dengan karya Konserto, Sonata, Symphony, Variasi, Lagu (Lied), dlsb.
Teori Harmoni Dasar 1750 - 1825
Teori harmoni dasar antara lain adalah:

Trisuara dan Tingkatannya

Trisuara atau Triad

Kalau kita membangun tiga nada yang berjarak masing-masing terts di atas suatu nada alas, maka akan diperoleh suatu akord yang disebut tri-suara atau triad.

Tingkatan Trisuara

Untuk masing-masing nada dari suatu tangga nada dapat dibentuk tri-suara, dengan masing-masing tingkatan sebagai berikut:
1.     Di atas suatu nada I disebut Tonik
2.     Di atas suatu nada II disebut Super-Tonik
3.     Di atas suatu nada III disebut Median
4.     Di atas suatu nada IV disebut Sub-Dominan
5.     Di atas suatu nada V disebut Dominan
6.     Di atas suatu nada VI disebut Sub-Median
7.     Di atas suatu nada VII disebut Leading Note atau Nada Ketujuh

 

Rangkaian Harmoni

Nada Tambahan

Agar nada-nada lain yang tidak termasuk dalam nada harmoni dapat dipakai bersamaan, maka dibuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut ini:
Nada yang berada di antara dua nada harmoni pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah disebut nada sisipan (passing note), karena berada di antara nada harmoni tersebut.
Nada yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah tetaapi pada pukulan kuat disebut nada pendahulu (appogiatura), karena berada di antara nada harmoni tersebut tetapi pada hitungan yang kuat.
Nada yang berada di antara dua nada harmoni yang sama, jadi pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah kemudian kembali lagi, disebut nada bantu (auxiallary note), karena berada di antara nada harmoni di mana nada tersebut kembali lagi semula.
Nada yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak secara bergantian ke atas atau ke bawah disebut nada ganti (changing note), karena secara berganti arah.

Kadensa 

Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut.

Kadensa dengan rangkaian Dominan Septim - Tonik disebut sebagai Kadensa Sempurna, karena sempurna menutup rangkaian tersebut dan terasa berhenti sempurna.
Tetapi kalau akord Dominan menjadi akhir rangaian, maka disebut Kadensa Tidak Sempurna atau Setengah Kadensa, misalnya rangkaian Super Tonik - Dominan Septim.
Kalau rangkaian harmoni diakhiri pada Sub-Median, maka disebut Kadensa Terputus, misalnya Doninan Septim - Submedian.
Dalam rangkaian Subdominan - Tonik disebut Kadensa Plagal, mempunyai sifat sendu seperti kalau kita mengucap "Amin" dalam salat.
Kadensa Keroncong, khusus dikembangkan dalam musik keroncong, yaitu rangkaian harmoni tonik septim - subdominan - dominan septim - tonik.

Tierce de Picardie

Kalau dalam suatu tangga nada minor, kemudian masuk tangga nada mayor, di mana nada terts minor menjadi terts mayor, maka hal ini disebut dengan Tierce de Picardie.

Modulasi

Modulasi adalah pergantian dari satu tangga nada ke tangga nada lain. Hal ini sering dilakukan di tengah-tengah lagu.

Teori Harmoni

1.Ilmu Harmoni
Harmoni adalah keselarasan dalam musik disamping adanya unsure melodi dan ritme. Sedangkan ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari mengenai tata suara. Penjelasan ini akan dibatasi pada penyusunan harmoni untuk instrument dan vocal saja dalam batas batas kemampuan siswa.
Harmonisasi pada alat musik:
1. Membuat suara ke 2 Pada recorder.
Alur melodi dapat kita bagi menjadi 3, yaitu :
a. bergerak sejajar
b. bergerak menyimpang
c.bergerak berlawanan arah
Catatan :
- penggunaan interval tidak boleh lebih dari satu oktaf
- perhatikan wilayah suara dari recorder.
- Perhatikan juga karakter dari masing-masing interval yang kalian pilih
- Alur suara kedua harus melagu dengan baik
- Suara ke dua tidak selalu berada di bawah suara satu (melodi utama)
2. Mengisi Kekosongan ( dead spot )
Dalam sebuah lagu pasti ada saat saat kosong, nada panjang, tanda diam, atau dead spot. Pada tempat – tempat inilah kita bisa mengisi dengan isian (fill in ) yang serasi dengan melodi utama.
3. Harmoni pada perkusi
Seperti telah dijelaskan didepan, alat musik perkusi dapat di imitasi dengan benda-benda disekitar kita. Untuk memilih benda yang cocok kita harus menentukan dahulu alat apa yang akan kita tiru. Lebih detailnya nanti bisa di baca pada bab Aransemen. Sekarang yang akan kita bahas adalah bagaimana menuangkan ide dengan alat perkusi kedalam score (tulisan musik).
Untuk contoh, sekarang kita mempergunakan alat recorder, snare drum, dan bas drum. Snare drum di imitasi dengan tepuk, dan bas drum dengan bangku, atau kedua kaki dihentakkan ke lantai.
4. Harmoni Pada Vokal
Menyusun harmoni pada vocal prinsipnya hampir sama dengan alat musik, dan kita juga harus memperhitungkan wilayah (ambitus) nada vocal itu sendiri, bagaimana nanti suara yang kita buat bisa selaras , enak dan mudah dinyanyikan. Pada pengerjaan semacam ini seakan-akan tidak ada istilah salah dan benar, yang ada adalah indah dan tidak indah.
Aransemen Musik Sederhana
Pengertian aransemen adalah memperkaya melodi utama dengan bunyi-bunyian lain.
Pengerjaannya menggunakan teknik/ilmu harmoni seperti yang telah diterangkan diatas.
Sekarang yang akan kita bahas adalah lebih banyak porsinya ke bentuk penuangan ide dengan penulisan yang tertata rapi.Bentuk Musik yang sudah lengkap biasanya mempunyai bagian-bagian :
Intro ( awal lagu)
Tema lagu
Interlude ( musik pertengahan lagu )
ending, koda ( akhir Lagu )
Intro (awal lagu)
Sebelum kita mendengar melodi utama, biasanya terdengar alunan musik pengantar lagu yang disebut dengan intro. Untuk membuat intro bisa dengan beberapa macam cara yaitu 

- mengambil melodi akhir dari lagu terpilih
- mengambil melodi awal
- membuat melodi baru yang sesuai dengan karakter lagu
- membuat ritme-ritme dengan menggunakan akord pengiring

Semua cara baik adanya, yang terpenting fungsi intro adalah memberikan patokan awal untuk masuk ke melodi utama, membawa penonton masuk suasana, mempermudah penyanyi untuk masuk kelagu dan juga dapat memberikan keindahan tersendiri.
Interlude ( tengah-tengah lagu )
Interlude dipakai apabila memang dibutuhkan sebagai jembatan untuk mengulang tema lagu. Fungsinya adalah menghindari kemonotonan, memberikan fariasi tambahan, keindahan dan unjuk kebolehan dari pemain musik. Pembuatannya bisa mengulang lagu dengan instrumantalia, memainkan progresi akord, permainan perkusi dsb.
Ending ( koda )
Menutup lagu dengan ending mutlak dibutuhkan, fungsinya menunjukkan bahwa lagu sudah berakhir, memberikan kesan yang baik untuk pendengar, dan sebagai antiklimaks.
Langkah menyusun arasnsemen musik :
1.     Tentukan lagu yang akan di garap
2.     Tentukan alat musik yang akan dipakai ( sesuai kelompok yang telah dibentuk)
3.     Tentukan irama apa yang cocok untuk lagu tersebut
4.     Tentukan tempo yang paling ideal
5.     Tentukan tangga nada yang dipakai (menyesuaikan alat dan vocal )
6.     Tentukan akord pengiring Untuk gitar atau keyboard
7.     Mulai mencoba membuat fill in
8.     Membuat suara ke dua, tiga dst.
9.     Membuat bunyi-bunyian perkusi
10.  Mulai membuat intro (awal lagu)
11.  Mulai membuat interlude ( musik tengah-tengah lagu)
12.  Mulai membuat ending ( akhir lagu)
13.  Mempersiapkan scoring (penulisan )
14.  Mulai berlatih
15.  Apabila merasa ada yang kurang enak, jangan segan – segan untuk merubah


Akord

Pengertian Akord

Akord mempunyai arti yaitu kumpulan tiga nada atau lebih yang bila dimainkan secara bersamaan terdengar harmonis. Akord bisa dimainkan secara terputus-putus ataupun secara bersamaan. Contoh alat musik lainnya yang bisa memainkan akord adalah gitar (akustik dan listrik), organ, electone.

Adapun fungsi akord adalah antara lain:
1. Mengiringi orang menyanyi.
2, Untuk memudahkan mengaransemen lagu
3. Membantu menciptakan sebuah lagu

Macam-macam akord
Akord terdiri atas berbagai macam. Antara lain akord mayor, akord minor, akord dominan septim, akord diminished, akord augmented, akord minor 6, akord mayor 7, akord suspended dan masih banyak yang lainnya. Akord yang paling sering dipakai dalam suatu lagu yang sederhana adalah akord mayor, akord minor dan akord dominan septim. Akord lainnya digunakan untuk memperindah atau mengubah kualitas suatu lagu. Penyisipan akord yang berbeda akan memberikan efek rasa yang berbeda dalam iringan suatu lagu.

Tingkatan akord berjumlah 7 antara lain:
Akor tingkat  I     : c' - e' - g'        ( C )      tonika
Akor tingkat  II    : d' - f' - a'         ( Dm)    supertonika
Akor tingkat  III   : e' - g' - b'         ( Em)   median
Akor tingkat  IV   : f' - a' - c''        ( F )      sub dominan
Akor tingkat  V    : g' - b' - d''       ( G )      dominan
Akor tingkat  VI   : a' - c' - e''       ( Am)    sub median
Akor tingkat  VII  : b' - d' - f''         (Bdim)   Introduktor/leading not

Tingkatan akor pada tangga nada Kromatis 


Akor Mayor terdiri atas akor tingkat I, IV, dan V ( akor pokok ) karena jarak interval nada dasar akor dengan nada terts-nya 2 dan disebut terts besar (mayor).
Akor Minor terdiri atas akor tingkat II, III, dan VI karena jarak nada dasar akor dengan terts-nya 11/2.
Akor diminished atau disebut kuint kurang terdiri atas akor tingkat  VII karena jarak interval nada dasar akor dengan kuint-nya 3. Akor minor dan diminished dikelompokkan sebagai akor tambahan karena berfungsi sebagai pemanis gerak akor dalam mengiringi lagu.

Contoh penulisan akor pada tangga nada natural



Pergerakan sebuah lagu bisa diiringi dengan akord pokok saja misalnya akord tingkatan I, IV dan V ini disebut akord pokok, tetapi jika iringan lagu akan lebih indah jika ditambah akord tingkatan II, iii dan VI yang disebut akord sisipan.

Rumus pola gerak akord pada sebuah lagu antara lain:
1. I – IV – V – I
2. I – IV – I
3. I – VI – IV – V – I
4. I – III – VI – IV – V – I
5, I – V – I
6. I – VII – VI – IV – V – I
Dasar penggunaan akord
Dalam Ilmu Harmoni dikenal adanya keselarasan bunyi yang pada penerapannya antara lain adalah akord. Akord (chord) artinya paduan beberapa nada yang dibunyikan bersamaan paling sedikit terdiri 3 nada (Banoe, 2003: 83). Akord sangat penting dalam membuat aransemen karena akord akan menjadi patokan untuk menentukan nada-nada yang akan dimainkan oleh instrumen yang digunakan.
Untuk dapat menentukan penggunaan akord dalam lagu kita perlu mengetahui terlebih dahulu macam-macam akord dalam Ilmu Harmoni sebagai berikut:
Secara kualitas akord terdiri dari:
a.      Akord mayor
Disebut mayor karena mempunyai jarak terts besar (mayor).
b.      Akord minor
Disebut minor karena mempunyai jarak terts kecil (minor)
c.       Akord diminished
Akor yang mempunyai jarak terts kecil dan kwint diturunkan setengah.
d.     Akord augmented
Akord yang mempunyai jarak terts besar dan kwint dinaikan setengah.
Dari tingkatan akord pada para nada di atas diketahui bahwa akord I adalah mayor. Akor ii sesuai jarak nadanya adalah akor minor. Akord iii sesuai jarak nadanya adalah akord minor. Akord IV adalah mayor. Akord V adalah mayor. Akor vi adalah monir dan akor vii adalah diminished.
Dari tingkatan akord di atas pula diketahui terdapat tiga akord mayor yang disebut akord primer yakni akor I, IV, dan V. Ketiga akord inilah yang menjadi akord utama pengiring sebuah lagu. Sedangkan selain ketiga akord tersebut sering disebut akord bantu yakni akord ii minor, iii minor, vi minor, dan vii dim.

1. Mayor
Tangga nada berdasar nada ‘do’, dengan susunan : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 1′ . Sifat lagu bertangga nada Mayor : terbuka, luas, romatik, haru, megah, bersemangat, dll.
2. Minor
Tangga nada berdasar nada ‘la’, dengan susunan : 6 – 7 – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 . Sifat lagu bertangga nada minor : tertutup, sedih, perih, marah, lirih, dll.

Agar bisa memainkan Piano dan Keyboard, hal yang paling dasar/ utama kita harus mengerti apa itu Chord dan Not, dan cara pengaplikasiannya di alat musik itu sendiri.

Not dan Chord

Not adalah lambang nada
Chord atau Akord adalah kumpulan tiga not atau lebih yang bila dimainkan secara bersamaan terdengar harmonis. Chord/Akord bisa dimainkan secara terputus-putus ataupun secara bersamaan. Akord ini digunakan untuk mengiringi suatu lagu.

( 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, i/ do, re, mi, fa, sol, la, si, do ) dilambangkan sebagai Not
( C, D, E, F, G, A, B, C ) dilambangkan juga sebagai Chord

di nada standar penempatan not dan chrod pada tuts keyboard/ piano seperti ini:

Not           Chord
Do       =       C
Re        =       D
Mi        =       E
Fa        =       F
Sol       =       G
La        =       A
Si         =       B
Do'      =       C'

dan berikut gambarnya agar lebih jelas:


                                                    
Tapi, bisa juga   Do  =   D /  Do   =   E dan seterusnya. Pergeseran nada itu disebut juga Transpose Nada.

Digambar atas bisa dilihat ada tuts yang berwarna hitam, itu disebut nada miring ada juga yang menyebutnya nada datar dan lambangnya adalah # /
# dibaca Kres : Naik setengah nada
dibaca flat/ mol  : Turun setengah nada
Contoh:
untuk tuts hitam di depan not D/ Re yaitu  D#
untuk tuts hitam di belakang not D/ Re yaitu D

berikut jika kita lihat di dalam gambar:



kesimpulan dari gambar diatas adalah,
C#   =   D
D#   =   E
F#   =   G
G#   =   A
A#   =   B

Sekarang kita sudah mengerti dimana saja tata letak not dan chord pada tuts keyboard/ piano. Selanjutnya kita membahas tentang Chord, diatas disebutkan bahwa chord adalah kumpulan dari tiga not atau lebih yang jika dimainkan secara bersamaan akan membentuk suatu suara yang harmonis.

Agar lebih mudah dipahami berikut adalah gambar - gambar dari setiap kunci Chord, gambar dibawah ini menunjukan chord standar yang terdiri dari tiga not,


Chord Major

Yups! sudah pahamkah sekarang dengan tata letaknya?
jika masih bingung atau malas untuk menghafal, ada cara mudah untuk mengingat Chord. saya pribadi menggunakan rumus 1 - 5 - 4.
rumus 1 - 5 - 4 adalah rumus untuk menemukan not ke 2 dan ke 3 agar menjadi 1 kunci Chord dimana
1 = Chord awal yang ingin kita cari
5 = tuts ke 5 dari tuts awal
4 = tuts ke 4 dari tuts ke 5

gambarnya jadi seperti ini :

dan perlu kita ketahui jari yang kita gunakan biasanya untuk menekan chord adalah
kelingking - telunjuk - jempol
Kelingking = not pertama
Telunjuk = not kedua
Jempol = not ketiga
biasanya untuk penempatan jari seperti ini tergantung dari kenyamanan kita masing - masing, tapi kebanyakan orang memang merasa lebih nyaman menggunakan 3 jari diatas untuk chord dasar seperti ini.

Selain Chord Major ada juga namanya Chord Minor. Ibarat chord major adalah suara bakunya, chord minor itu suara falsnya.

Penekanan tuts pada keyboard/ piano pun hanya beda sedikit. yaitu menurunkan nada yang ditengah 1/2 nada.

Contoh :
Chord C Major =  1 - 3 - 5
berarti C Minornya (Cm) = 1 - 3 - 5

Chord D Major = 2 - 4# - 6
berarti D minornya (Dm) = 2 - 4 - 6

selebihnya bisa dilihat dari gambar berikut:

Chord Minor

Susunan Akor Mayor
Kadens
Not
Jenis
Nama
Contoh
Tingkat I
1 – 3 – 5
Mayor
Tonika
C
Tingkat II
2 – 4 – 6
minor
Super Tonika
Dm
Tingkat III
3 – 5 – 7
minor
Sub Median
Em
Tingkat IV
4 – 6 – 1’
Mayor
Sub Dominan
F
Tingkat V
5 – 7 – 2’
Mayor
Dominan
G
Tingkat VI
6 – 1’ – 3’
minor
Median
Am
Tingkat VII
7 – 2’ – 4’
Diminished
Leading Not
B dim

Memainkan musik tidak selalu menggunakan nada dasar C (flat). Untuk mengiringi lagu tertentu, dengan keterbatasan jangkau suara/vocal, penggunaan nada dasar bisa berubah-ubah. Penamaan chord dengan sistem tangga nada berubah membentuk susunan nama chord baru. Berikut adalah nama chord untuk tangga nada berubah.
Nada Dasar
I
II
III
IV
V
VI
VII
Do = C
C
Dm
Em
F
G
Am
Bdim
Do = G
G
Am
Bm
C
D
Em
F#dim
Do = D
D
Em
F#m
G
A
Bm
C#dim
Do = A
A
Bm
C#m
D
E
F#m
G#dim
Do = E
E
F#m
G#m
A
B
C#m
D#dim
Do = F
F
Gm
Am
Bb
C
Dm
Edim

Contoh pergerakan chord
Pergerakan Chord Sederhana
I – IV – I ; contoh : A – D – A
I – V – I  ; contoh : A – E – A
I – IV – V – I ; contoh : A – D – E – A
I – V – IV – I ; contoh : A – E – D – A
Pergerakan Chord Subsitusi
I – VI – II – V – I
I – III – IV – V – I
I – III – II – V – I
I – II – V – I
I – VI – IV – V – I
I – VII – VI – V – IV – III – II – V – I
I – IV – III – VI – II – V – I

Posisi Jari Chord pada Instrument Musik Harmonic
Posisi jari Anda di instrument seperti gitar dan piano/keyboards berbeda. Gitar mempunyai keterbatasan jangkau jari. Sehingga pada instrument gitar susunan nada dikenal dengan nama inversi chord. Sebagai contoh akor C = C – E – D (1-3-5), inversi chord pada senar (dawai) berturut-turut dari dawai teratas adalah G – C – E – G -c – e. (Lihat gambar)

Teknik Fingering Chord tuts Piano atau Keyboards  relatif lebih mudah, karena berurutan rendah ke tinggi. Akord inversi bisa saja terbentuk karena kebutuhan nada tertentu pada chord itu. Seperti contoh :
Chord A Mayor = A – C# – E , inversi pertama menjadi E – A – C#, inversi kedua menjadi C#-E-A. Sebagai tiang chord adalah nada A.


CHORD C Mayor – Inversi
Chord Inversi akan mempermudah pergerakan jari pada tuts piano. Contoh :
Pergerakan chord : C – G – C – F —-> C (ceg) – G (bdg) – C (ceg) – F (cfa)
  F Chord Inversi 

Progressive Chord
Pada jenis musik tertentu, kebutuhan harmoni musik diperluas dengan menggunakan Progressive Chord. Pola Membentuk  Progressive Chord pada instrumen :
X = 1 – 3 – 5 , contoh : C = C – E – G
X Maj 7 = 1 – 3 – 5 – 7 , contoh : CMaj7 = C – E – G – B
X Maj9 = 1 – 3 – 5 – 7 – 9, contoh : C Maj9 = C – E – G – B – D’
X 7 = 1 – 3 – 5 – b7 , contoh : C7 = C – E – G -Bb
X sus = 1 – 4 – 5 , contoh : C sus = C – F – G
X sus 7 = 1 – 4 – 5 – b7 , contoh: Csus7  = C – F – G – Bb
X m = 1 – b3 – 5 , contoh : Cm = C – Eb – G
X m7 = 1 – b3 – 5 – b7 , contoh : Cm7 = C – Eb – G – Bb
X m 9 = 1 – b3 – 5 – b7 – 9 , contoh : Cm7 = C – Eb – G – Bb – D’
X m 7 – 5 = 1 – b3 – b5 – b7 , contoh : Cm7-5 = C – Eb – Gb – Bb
Dengan demikian Anda harus menyusun terlebih dahulu susunan tangga nada, seperti Do=C , Do=F, Do=A, dll. Setelah itu temukan nada ke 1, ke 2, ke 3, dst.. untuk menyusun chord di atas. Untuk penempatan jari di instrumen piano atau keyboard agak lebih mudah. Tetapi untuk penerapan di instrument gitar, not tidak selalu berurut , disesuaikan dengan jangkauan jari pada fret gitar.
contoh :
Bm7 = B – D – F# – A’
F7 = F – A – C – Eb
DM7 = D – F# – A – C#
E sus7 = E – A – B- D
GM9 = G – B – D – F# – A
Bm7-5 = B – D – F – A


Progressive Chord Mayor 7 – Diminished 7
 Di bawah ini adalah sebuah contoh penerapan pada pola musik ‘Blues‘ 12 bar (gunakan birama 4) :
Blues Chord
Contoh lain pada tangga nada do = C :

Jazz Improvisasi in C Blues




Harmoni

Harmoni adslah pergerakan dari satu akor ke akor yang lain yang difungsikan sebagai pengiring suatu melodi.Pergerakan akor yang indah atau bagus sering di istilahkan sebagai pergerakan yang harmonis.Sedangkan akor sendiri adalah perpaduan tiga nada atau lebih.
Akor yang di susun dari tiga nada yang disusun keatas dengan berdasarkan interval terts disebut triad.
Berikut adalah susunan akor triad dalam tangga nada C mayor:



Akord mayor ditunjukkan dengan huruf besar sedangkan akord minor ditunjukkan dengan huruf kecil
Berikut ini adalah jarak nada pada akord-akord triad:
Mayor : 2+11/2
Minor : 11/2+2
Diminised : 11/2+11/2
Augmented : 2+2

Penerapan akord dalam lagu
Untuk menerapkan akord pada lagu harus dilihat terlebih dahulu alur melodi lagu yang telah ditentukan. Kemudian dicari kemungkinan-kemungkinan birama di mana akord akan ditempatkan. Tempatkan akord pada pada birama yang tepat. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini:
Langkah-langkah menentukan akord:
·        Akor biasanya ditempatkan pada ketukan kuat suatu birama pada permulaan lagu dan pada akhir frase atau kalimat lagu. Lagu di atas mempunyai tanda birama ¾ sehingga pada tiap birama terdapat tiga ketukan yang teridiri dari ketukan  1 kuat ketukan 2 lemah ketukan 3 lemah.
·        Pada tempat-tempat yang diberi tanda kotak di atas adalah kemungkinan tempat akord tersebut.
·        Pada kotak pertama isilah akord I karena nada pertama lagu tersebut adalah C, maka yang paling mungkin adalah akord I yang berisi nada-nada C – E – G.  Ada kemungkinan akord IV yang berisi F – A – C, tetapi untuk lagu sederhana seperti di atas  kecil kemung-kinannya, sehingga yang paling tepat adalah akor I.Pada birama ke 4 nada lagu adalah D, akor primer yang mempunyai unsur nada D adalah akor V. Jadi tempat tersebut adalah akor V.
·        Pada birama ke 5 adalah awal frase, mempunyai unsur nada seperti pada permulaan lagu, maka kembali ke akord I.
·        Kotak pada birama ke 7 nadanya adalah D maka tempat tersebut adalah akord V.
·        Kotak pada birama ke 8 adalah akhir lagu dan nadanya C maka kembali ke akord I.
·        Setelah kotak-kotak tersebut terisi maka jadilah lagu tersebut lengkap dengan akord. Sehingga menjadi seperti pada  gambar  di bawah ini. Cobalah mainkan lagu dengan akord tersebut berulang-ulang sampai dapat dipastikan bahwa akordnya sudah tepat.



Trinada atau Akord (Susunan 3 Nada)
Tanpa adanya akor maka terasa tidak lengkap. Unsur Harmonisasinya juga tidak tercapai. Oleh karena itu pentingnya akor untuk mengiringi melodi yang ada. Perpaduan yang benar dan tepat antara akor dengan melodi ini yang kita sebut harmonis. Akor secara garis besar adalah gabungan 3 nada yang dibunyikan secara bersamaan. Tidak sembarang nada yang dibunyikan, namun ada aturan yang harus diperhatikan tidak asal 3 nada.

Pengertian Akor atau Trinada
Akor adalah susunan tiga nada atau lebih yang dibunyikan secara serentak akan menghasilkan nada yang harmonis. Akor bisa juga disebut dengan Trinada. Trinada adalah tiga nada yang dibunyikan serentak. Tiga nada yang dimaksudkan adalah pertama adalah nada Utama sebagai dasar akor. Kemudian Nada kedua adalah Nada Tert. Nada Tert itu adalah Nada yang ketiga dari Nada Utama atau nada dasarnya. Dan nada yang ketiga adalah nada kuint adalah Nada kelima dari Nada Dasarnya. Dari dasar itulah maka akan tersusun beberapa akor dengan nada dasar Natural sebagai berikut :
Tingkat 1 : C - E - G   = disebut TONIKA diberi nama C Mayor
Tingkat 2 : D - F - A   = disebut SUPER TONIKA diberi nama D Minor
Tingkat 3 : E - G - B   = disebut MEDIAN diberi nama E Minor
Tingkat 4 : F - A - C1 = disebut SUB DOMINAN diberi nama F Mayor
Tingkat 5 : G - B - D1 = disebut DOMINAN diberi nama G Mayor
Tingkat 6 : A - C1 - E1 = disebut SUB MEDIAN diberi nama A Minor
Tingkat 7 : B - D1 - F1 = disebut INTRODUKTOR diberi nama B Dim
Keterangan
Akor tingkat 1, 4, 5 memiliki interval antara nada dasar dengan nada tert-nya adalah 2. Oleh karena itu disebut tert besar atau AKOR MAYOR. (Pelajari INTERVAL NADA)
Akor tingkat 2, 3, 6 memiliki interval kecil terhadap kedua nada. Misalnya Nada D ke F berjarak 1 setengah. Maka Akor tersebut dinamakan akor Minor. (Pelajari INTERVAL NADA)
Akor Tingkat 7 disebut dengan Akor DIMINISHED artinya jarak antara nada dasar dengan nada ketiganya hanya 3 atau interval kuint kurang (Diminished)


Kunci atau Akor ?
Seseorang terkadang menyamakan kunci dengan akor. Orang berpendapat kunci maka yang jelas seseorang akan menekan 3 nada sekaligus untuk mengunci nada yang dinyanyikan. Misalnya Nada seorang penyanyi di C=do maka Kuncinya adalah C - E - G. Jadi menurut saya, Kunci adalah Jelmaan Akor yang sudah tersusun. Istilah Kunci adalah bagaimana Nada yang dinyanyikan adalah Nada C = do, disamakan atau dikunci dengan Akor C.

 

 

Pengertian Interval Dalam Tangga Nada Mayor

Interval adalah jarak antara nada satu dengan nada yang lain. Interval juga bisa disebut selang nada
 


Nama-nama interval atau selang nada yaitu :

Selang nada 1 – 1 disebut Prim
Selang nada 1 – 2 disebut Sekon
Selang nada 1 – 3 disebut Terts
Selang nada 1 – 4 disebut Kuart
Selang nada 1 – 5 disebut Kwint
Selang nada 1 – 6 disebut Sekst
Selang nada 1 – 7 disebut Septim
Selang nada 1 – 8 disebut Oktaf



Contoh :


Interval bisa digunakan untuk menyusun akord-akord trinada (tiga nada) dari suatu tangga nada, misalnya tangga nada C mayor. Untuk menyusun akord-akord trinada ada syaratnya dan syarat ini juga berlaku untuk menyusun akord trinada dari tangga nada mayor yang lain, misalnya F mayor, G mayor dsb.

Adapun syarat-syarat itu sebagai berikut :

a. Di atas nada dasar trinada kita tumpuk dua buah nada

b. Tumpukan kesatu berselang nada terts. (perhatikan : dihitung dari nada paling bawah!)

c.  Tumpukan kedua berselan nada kwint. (juga dihitung dari nada paling bawah)

Berikut ini contoh interval atau selang nada dalam akord-akord trinada dalam tangga nada C mayor :
Tingkat I :
c – e, selang nada terts besar (1 ; 1)
c – g, selang nada kwint murni (1 ; 1 ; ½ ; 1)
Tingkat II :
d – f, selang nada terts kecil (1 ; ½ )
d – a, selang nada kwint murni (1 ; ½ ; 1 ; 1)
Tingkat III :
e – g, selang nada terts kecil ( ½ ; 1)
e – b, selang nada kwint murni ( ½ ; 1 ; 1 ; 1)
Tingkat IV :
f – a, selang nada terts besar (1 ; 1)
f – c’, selang nada kwint murni (1 ; 1 ; 1 ; ½)
Tingkat V :
g – b, selang nada terts besar (1 ; 1)
g – d’, selang nada kwint murni (1 ; 1 ; ½ ; 1)
Tingkat VI :
a – c’, selang nada terts kecil (1 ; ½ )
a – e’, selang nada kwint murni (1 ; ½ ; 1 ; 1)                       

Tingkat VII :
b – d’, selang nada terts kecil ( ½ ; 1)
b – f’, selang nada kwint kurang ( ½ ; 1 ; 1 ; ½ )
 contoh :



Dari uraian di atas, kesimpulannya adalah :

a. Akord trinada yang memiliki selang nada terts besar dan kwint murni disebut trinada besar atau akord mayor yakni tingkat I, IV dan V

b. Akord trinada yang memiliki selang nada terts kecil dan kwint murni disebut trinada kecil atau akord minor yakni tingkat II, III dan VI

c. Akord trinada yang memiliki selang nada terts kecil dan kwint kurang disebut trinada kurang atau akord diminished yakni tingkat VII

0 komentar:

Posting Komentar