Ilmu
Harmoni
Harmoni dalam musik Barat adalah
salah satu teori musik yang mengajarkan bagaimana menyusun suatu rangkaian
akord-akord agar musik tersebut dapat enak didengar dan selaras. Di sini
dipelajari tentang penggunaan berbagai nada secara bersama-sama dan akord-akord
musik, yang terjadi dengan sesungguhnya ataupun yang tersirat. Studi ini sering
merujuk kepada studi tentang (progresi harmonis, gerakan dari satu nada secara
berbarengan ke nada yang lain, dan prinsip-prinsip struktural yang mengatur
progresi tersebut.
Beberapa Pengertian Ilmu Harmoni
Ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
not/nada yang satu dengan nada yang lain pada saat didengarkan secara
bersama-sama, sering digambarkan sebagai dimensi vertikal di dalam teori musik
dimana melodi (cantus firmus atau counterpoint) disebut sebagai dimensi
horisontal.
Ilmu harmoni adalah ilmu yang mengajarkan cara mengkombinasikan
atau menggabungkan not-not (nada-nada) secara simultan (serentak atau
bersamaan) untuk menghasilkan akor (chord) dan mempelajari juga penggunaan akor
secara berturut-turut untuk mendapatkan progresi atau pergerakan akor.
Ilmu harmoni adalah salah satu cabang teori musik yang
mempelajari cara menyusun suatu rangkaian not-not (nada-nada) menjadi rangkaian
akor, agar bunyi dalam musik menjadi selaras dan enak didengar.
Teori Ilmu Harmoni Dasar
Ada beberapa hal dasar yang perlu diketahui dalam ilmu harmoni. Yang terutama adalah
tonal system (sistem tonal) trisuara atau triad. Jika kita menyusun tiga nada
yang masing-masing berjarak terts (terts besar (Major Third/M3) atau terts
kecil (Minor Third/m3)) dari nada alasnya/nada rootnya atau kemudian sering
disebut sebagai nada bas, maka akan diperoleh akor yang disebut trisuara atau
triad. Konsep ini adalah konsep dasar pembentukan akor dalam ilmu harmoni klasik.
Seorang komposer berpeluang juga untuk membentuk
kemungkinan kombinasi tidak berdasarkan susunan interval terts diatas. Seorang
komposer kontemporer saat ini membentuk struktur susunan nada dalam sistem
tonalnya pada interval kwart (Perfect Fourth/P4 dan Augmented Fourth/A4),
interval kwint (Perfect Fifth/P5 dan Diminished Fifth/d5), interval second
(Major Second/M2 dan Minor Second/m2) dan lain sebagainya.
Sebagai landasan dalam tradisi musik yang
diwariskan dari musik barat, maka akor dalam tangga nada diatonis atau tangga
nada mayor yang disusun berdasarkan sistem tonal trisuara atau triad akan
membentuk akor mayor, akor minor, akor augmented dan akor diminished.
Masing-masing akor memiliki fungsi sesuai dengan jenis dan posisinya pada
tangga nada diatonis atau tangga nada mayor.
Sejarah
Lahirnya Harmoni
Notasi Gregorian Tahun 590
Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Gregorius I, di mana sebelumnya musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu gereja dalam notasi gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4garis sebagai not balok, tetapi belum ada notasi (iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau (monofoni.Musik Organum 1150-1400
Pada
awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan (organum,
nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah
dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara
tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki).
Musik Discant 1400-1600
Ternyata
tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah.Oleh sebab itu
diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart
tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni
(dia=dua, foni=suara).
Basso Ostinato Tahun 1600
Orang-orang
Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau
Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak
selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudian diulang pada rangkaian
nada lain secara sama.
Musik Polifoni Era Barok 1600-1750
Ternyata
suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah
suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan.
Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal
ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap
nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan
(counter), di sinilah lahir teori kontrapung (counterpoint=kontrapunt).
Johann
Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik
kontrapung yang sangat tinggi, karema disusun seperti matematik. Hampir semua
komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya
George Frederic Handle (1685 – 1759) dari Inggris, Antonio Vivaldi (1678 -
1741) dari Italia, yang lain George Philipp Telemann, Arcangelo Corelli, Henry
Purcell, Domenico Scarlatti, Jean-Philippe Rameau, dlsb.
Sebagai
contoh lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Bapak Yakub.
Pada
awalnya orang menyusun dengan Kontrapung Terikat atau Strict Counterpoint,
namun kemudian menadapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapung Bebas atau Free
Counterpoint.
Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825
Selanjutnya
pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara
(triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang
demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapung menjadi variasi melodi
yang kontrapuntis.Para komponis Era Klasik (1750-1825) adalah Carl Philipp
Emmanuel Bach dan Johann Christian Bach (anak-anak JS Bach yang tidak mengikuti
sang ayah yang polifoni), Johann Stamitz, Franz Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus
Mozart, Luigi Boccherini, Christoph von Gluck, Franz Schubert, Wolfgang Amadeus
Mozart (si anak ajaib) dan Ludwig van Beethoven (maestro yang tuli).Musik Era
Klasik didominasi dengan karya Konserto, Sonata, Symphony, Variasi, Lagu
(Lied), dlsb.
Teori Harmoni Dasar 1750 - 1825
Teori
harmoni dasar antara lain adalah:
Trisuara dan Tingkatannya
Trisuara atau Triad
Kalau
kita membangun tiga nada yang berjarak masing-masing terts di atas suatu nada
alas, maka akan diperoleh suatu akord yang disebut tri-suara atau triad.
Tingkatan Trisuara
Untuk
masing-masing nada dari suatu tangga nada dapat dibentuk tri-suara, dengan
masing-masing tingkatan sebagai berikut:
1.
Di
atas suatu nada I disebut Tonik
2.
Di
atas suatu nada II disebut Super-Tonik
3.
Di
atas suatu nada III disebut Median
4.
Di
atas suatu nada IV disebut Sub-Dominan
5.
Di
atas suatu nada V disebut Dominan
6.
Di
atas suatu nada VI disebut Sub-Median
7.
Di
atas suatu nada VII disebut Leading Note atau Nada Ketujuh
Rangkaian Harmoni
Nada Tambahan
Agar
nada-nada lain yang tidak termasuk dalam nada harmoni dapat dipakai bersamaan,
maka dibuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut ini:
Nada
yang berada di antara dua nada harmoni pada waktu melodi bergerak ke atas atau
ke bawah disebut nada sisipan (passing note), karena berada di antara nada
harmoni tersebut.
Nada
yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke
bawah tetaapi pada pukulan kuat disebut nada pendahulu (appogiatura), karena
berada di antara nada harmoni tersebut tetapi pada hitungan yang kuat.
Nada
yang berada di antara dua nada harmoni yang sama, jadi pada waktu melodi
bergerak ke atas atau ke bawah kemudian kembali lagi, disebut nada bantu
(auxiallary note), karena berada di antara nada harmoni di mana nada tersebut
kembali lagi semula.
Nada
yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak secara bergantian
ke atas atau ke bawah disebut nada ganti (changing note), karena secara
berganti arah.
Kadensa
Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut.
Kadensa
dengan rangkaian Dominan Septim - Tonik disebut sebagai Kadensa Sempurna, karena sempurna menutup rangkaian tersebut dan
terasa berhenti sempurna.
Tetapi
kalau akord Dominan menjadi akhir rangaian, maka disebut Kadensa Tidak Sempurna atau Setengah Kadensa, misalnya rangkaian
Super Tonik - Dominan Septim.
Kalau
rangkaian harmoni diakhiri pada Sub-Median, maka disebut Kadensa Terputus, misalnya Doninan Septim - Submedian.
Dalam
rangkaian Subdominan - Tonik disebut Kadensa
Plagal, mempunyai sifat sendu seperti kalau kita mengucap "Amin"
dalam salat.
Kadensa
Keroncong,
khusus dikembangkan dalam musik keroncong, yaitu rangkaian harmoni tonik septim
- subdominan - dominan septim - tonik.
Tierce de Picardie
Kalau
dalam suatu tangga nada minor, kemudian masuk tangga nada mayor, di mana nada
terts minor menjadi terts mayor, maka hal ini disebut dengan Tierce de
Picardie.
Modulasi
Modulasi
adalah pergantian dari satu tangga nada ke tangga nada lain. Hal ini sering
dilakukan di tengah-tengah lagu.
Teori Harmoni
1.Ilmu Harmoni
Harmoni adalah keselarasan
dalam musik disamping adanya unsure melodi dan ritme. Sedangkan ilmu harmoni
adalah ilmu yang mempelajari mengenai tata suara. Penjelasan ini akan dibatasi
pada penyusunan harmoni untuk instrument dan vocal saja dalam batas batas
kemampuan siswa.
Harmonisasi
pada alat musik:
1.
Membuat suara ke 2 Pada recorder.
Alur
melodi dapat kita bagi menjadi 3, yaitu :
a.
bergerak sejajar
b.
bergerak menyimpang
c.bergerak
berlawanan arah
Catatan :
- penggunaan interval tidak boleh lebih
dari satu oktaf
- perhatikan wilayah suara dari
recorder.
- Perhatikan juga karakter dari
masing-masing interval yang kalian pilih
- Alur suara kedua harus melagu dengan
baik
- Suara ke dua tidak selalu
berada di bawah suara satu (melodi utama)
2. Mengisi Kekosongan ( dead spot )
Dalam
sebuah lagu pasti ada saat saat kosong, nada panjang, tanda diam, atau dead
spot. Pada tempat – tempat inilah kita bisa mengisi dengan isian (fill in )
yang serasi dengan melodi utama.
3. Harmoni pada perkusi
Seperti telah dijelaskan
didepan, alat musik perkusi dapat di imitasi dengan benda-benda disekitar kita.
Untuk memilih benda yang cocok kita harus menentukan dahulu alat apa yang akan
kita tiru. Lebih detailnya nanti bisa di baca pada bab Aransemen. Sekarang yang
akan kita bahas adalah bagaimana menuangkan ide dengan alat perkusi kedalam
score (tulisan musik).
Untuk contoh, sekarang kita
mempergunakan alat recorder, snare drum, dan bas drum. Snare drum di imitasi
dengan tepuk, dan bas drum dengan bangku, atau kedua kaki dihentakkan ke
lantai.
4.
Harmoni Pada Vokal
Menyusun harmoni pada vocal
prinsipnya hampir sama dengan alat musik, dan kita juga harus memperhitungkan
wilayah (ambitus) nada vocal itu sendiri, bagaimana nanti suara yang kita buat
bisa selaras , enak dan mudah dinyanyikan. Pada pengerjaan semacam ini seakan-akan
tidak ada istilah salah dan benar, yang ada adalah indah dan tidak indah.
Aransemen
Musik Sederhana
Pengertian aransemen adalah
memperkaya melodi utama dengan bunyi-bunyian lain.
Pengerjaannya menggunakan
teknik/ilmu harmoni seperti yang telah diterangkan diatas.
Sekarang yang akan kita bahas
adalah lebih banyak porsinya ke bentuk penuangan ide dengan penulisan yang
tertata rapi.Bentuk Musik yang sudah lengkap biasanya mempunyai bagian-bagian :
Intro
( awal lagu)
Tema
lagu
Interlude
( musik pertengahan lagu )
ending,
koda ( akhir Lagu )
Intro (awal lagu)
Sebelum kita mendengar melodi
utama, biasanya terdengar alunan musik pengantar lagu yang disebut dengan
intro. Untuk membuat intro bisa dengan beberapa macam cara yaitu
- mengambil melodi akhir dari lagu
terpilih
- mengambil melodi awal
- membuat melodi baru yang sesuai dengan
karakter lagu
- membuat ritme-ritme dengan menggunakan
akord pengiring
Semua cara baik adanya, yang
terpenting fungsi intro adalah memberikan patokan awal untuk masuk ke melodi
utama, membawa penonton masuk suasana, mempermudah penyanyi untuk masuk kelagu
dan juga dapat memberikan keindahan tersendiri.
Interlude ( tengah-tengah lagu )
Interlude dipakai apabila
memang dibutuhkan sebagai jembatan untuk mengulang tema lagu. Fungsinya adalah
menghindari kemonotonan, memberikan fariasi tambahan, keindahan dan unjuk
kebolehan dari pemain musik. Pembuatannya bisa mengulang lagu dengan
instrumantalia, memainkan progresi akord, permainan perkusi dsb.
Ending ( koda )
Menutup lagu dengan ending
mutlak dibutuhkan, fungsinya menunjukkan bahwa lagu sudah berakhir, memberikan
kesan yang baik untuk pendengar, dan sebagai antiklimaks.
Langkah menyusun arasnsemen musik :
1.
Tentukan
lagu yang akan di garap
2.
Tentukan
alat musik yang akan dipakai ( sesuai kelompok yang telah dibentuk)
3.
Tentukan
irama apa yang cocok untuk lagu tersebut
4.
Tentukan
tempo yang paling ideal
5.
Tentukan
tangga nada yang dipakai (menyesuaikan alat dan vocal )
6.
Tentukan
akord pengiring Untuk gitar atau keyboard
7.
Mulai
mencoba membuat fill in
8.
Membuat
suara ke dua, tiga dst.
9.
Membuat
bunyi-bunyian perkusi
10. Mulai membuat intro (awal
lagu)
11. Mulai membuat interlude (
musik tengah-tengah lagu)
12. Mulai membuat ending ( akhir
lagu)
13. Mempersiapkan scoring
(penulisan )
14. Mulai berlatih
15. Apabila merasa ada yang
kurang enak, jangan segan – segan untuk merubah
Akord
Pengertian Akord
Akord mempunyai arti yaitu
kumpulan tiga nada atau lebih yang bila dimainkan secara bersamaan terdengar
harmonis. Akord bisa dimainkan secara terputus-putus ataupun secara bersamaan. Contoh alat musik lainnya yang
bisa memainkan akord adalah gitar (akustik dan listrik), organ, electone.
Adapun fungsi
akord adalah antara lain:
1.
Mengiringi orang menyanyi.
2, Untuk
memudahkan mengaransemen lagu
3. Membantu
menciptakan sebuah lagu
Macam-macam akord
Akord
terdiri atas berbagai macam. Antara lain akord mayor, akord minor, akord dominan septim, akord
diminished, akord augmented, akord minor 6, akord mayor 7, akord suspended dan
masih banyak yang lainnya. Akord yang paling sering dipakai dalam suatu lagu yang sederhana adalah
akord mayor, akord minor dan akord dominan septim. Akord lainnya digunakan
untuk memperindah atau mengubah kualitas suatu lagu. Penyisipan akord yang
berbeda akan memberikan efek rasa yang berbeda dalam iringan suatu lagu.
Tingkatan
akord berjumlah 7 antara lain:
Akor
tingkat I : c' - e' - g' ( C ) tonika
Akor
tingkat II : d' - f' - a' ( Dm) supertonika
Akor
tingkat III : e' - g' - b' ( Em)
median
Akor
tingkat IV : f' - a' - c'' ( F ) sub dominan
Akor
tingkat V : g' - b' - d'' ( G ) dominan
Akor
tingkat VI : a' - c' - e'' ( Am)
sub median
Akor
tingkat VII : b' - d' - f'' (Bdim) Introduktor/leading not
Tingkatan akor
pada tangga nada Kromatis
Akor Mayor terdiri atas akor tingkat I,
IV, dan V ( akor pokok ) karena jarak interval nada dasar akor dengan nada
terts-nya 2 dan disebut terts besar (mayor).
Akor Minor terdiri atas akor tingkat II,
III, dan VI karena jarak nada dasar akor dengan terts-nya 11/2.
Akor diminished atau disebut kuint kurang
terdiri atas akor tingkat VII karena
jarak interval nada dasar akor dengan kuint-nya 3. Akor minor dan diminished
dikelompokkan sebagai akor tambahan karena berfungsi sebagai pemanis gerak akor
dalam mengiringi lagu.
Contoh penulisan akor pada tangga nada natural
Pergerakan sebuah lagu bisa
diiringi dengan akord pokok saja misalnya akord tingkatan I, IV dan V ini
disebut akord pokok, tetapi jika iringan lagu akan lebih indah jika ditambah
akord tingkatan II, iii dan VI yang disebut akord sisipan.
Rumus pola gerak akord pada
sebuah lagu antara lain:
1. I – IV –
V – I
2. I – IV –
I
3. I – VI –
IV – V – I
4. I – III –
VI – IV – V – I
5, I – V – I
6. I – VII – VI – IV – V – I
Dasar
penggunaan akord
Dalam
Ilmu Harmoni dikenal adanya keselarasan bunyi yang pada penerapannya antara
lain adalah akord. Akord (chord)
artinya paduan beberapa nada yang dibunyikan bersamaan paling sedikit terdiri 3
nada (Banoe, 2003: 83). Akord sangat penting dalam membuat aransemen karena
akord akan menjadi patokan untuk menentukan nada-nada yang akan dimainkan oleh
instrumen yang digunakan.
Untuk
dapat menentukan penggunaan akord dalam lagu kita perlu mengetahui terlebih
dahulu macam-macam akord dalam Ilmu Harmoni sebagai berikut:
Secara
kualitas akord terdiri dari:
a. Akord mayor
Disebut
mayor karena mempunyai jarak terts besar (mayor).
b. Akord minor
Disebut
minor karena mempunyai jarak terts kecil (minor)
c. Akord diminished
Akor yang
mempunyai jarak terts kecil dan kwint diturunkan setengah.
d. Akord augmented
Akord
yang mempunyai jarak terts besar dan kwint dinaikan setengah.
Dari
tingkatan akord pada para nada di atas diketahui bahwa akord I adalah mayor.
Akor ii sesuai jarak nadanya adalah akor minor. Akord iii sesuai jarak nadanya
adalah akord minor. Akord IV adalah mayor. Akord V adalah mayor. Akor vi adalah
monir dan akor vii adalah diminished.
Dari
tingkatan akord di atas pula diketahui terdapat tiga akord mayor yang disebut
akord primer yakni akor I, IV, dan V. Ketiga akord inilah yang menjadi akord
utama pengiring sebuah lagu. Sedangkan selain ketiga akord tersebut sering
disebut akord bantu yakni akord ii minor, iii minor, vi minor, dan vii dim.
1. Mayor
Tangga nada berdasar nada ‘do’, dengan susunan : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 1′ . Sifat
lagu bertangga nada Mayor : terbuka, luas, romatik, haru, megah, bersemangat,
dll.
2. Minor
Tangga nada berdasar nada la, dengan susunan : 6 7 1 2 3 4 5 6 . Sifat
lagu bertangga nada minor : tertutup, sedih, perih, marah, lirih, dll.
Agar bisa memainkan Piano dan
Keyboard, hal yang paling dasar/ utama kita harus mengerti apa itu Chord dan Not, dan cara pengaplikasiannya di alat musik itu sendiri.
Not dan Chord
Not adalah lambang nada
Chord atau Akord adalah kumpulan tiga not
atau lebih yang bila dimainkan secara bersamaan terdengar harmonis. Chord/Akord
bisa dimainkan secara terputus-putus ataupun secara bersamaan. Akord ini
digunakan untuk mengiringi suatu lagu.
( 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, i/ do, re, mi, fa, sol, la, si, do ) dilambangkan sebagai Not
( C, D, E, F, G, A, B, C )
dilambangkan juga sebagai Chord
di nada standar penempatan not
dan chrod pada tuts keyboard/ piano seperti ini:
Not
Chord
Do =
C
Re =
D
Mi =
E
Fa =
F
Sol =
G
La =
A
Si =
B
Do' =
C'
dan berikut gambarnya agar lebih
jelas:
Tapi, bisa juga Do
= D / Do = E dan seterusnya. Pergeseran nada itu disebut juga Transpose Nada.
Digambar atas bisa dilihat ada tuts yang berwarna hitam, itu disebut
nada miring ada juga yang menyebutnya nada datar dan lambangnya adalah # / ♭
# dibaca Kres : Naik setengah nada
♭ dibaca flat/ mol : Turun setengah nada
Contoh:
untuk tuts hitam
di depan not D/ Re yaitu D#
untuk tuts hitam
di belakang not D/ Re yaitu D♭
berikut jika
kita lihat di dalam gambar:
kesimpulan dari
gambar diatas adalah,
C# = D♭
D# = E♭
F# = G♭
G# = A♭
A# = B♭
Sekarang kita
sudah mengerti dimana saja tata letak not dan chord pada tuts keyboard/ piano.
Selanjutnya kita membahas tentang Chord,
diatas disebutkan bahwa chord adalah kumpulan dari tiga not atau lebih yang jika dimainkan secara bersamaan akan
membentuk suatu suara yang harmonis.
Agar lebih mudah dipahami berikut
adalah gambar - gambar dari setiap kunci Chord, gambar dibawah ini menunjukan
chord standar yang terdiri dari tiga not,
Chord Major
Yups! sudah pahamkah sekarang
dengan tata letaknya?
jika masih bingung atau malas
untuk menghafal, ada cara mudah untuk
mengingat Chord. saya pribadi menggunakan rumus 1 - 5 - 4.
rumus 1 - 5 - 4 adalah rumus untuk menemukan not ke 2 dan ke 3 agar
menjadi 1 kunci Chord dimana
1 = Chord awal yang ingin kita
cari
5 = tuts ke 5 dari tuts awal
4 = tuts ke 4 dari tuts ke 5
gambarnya jadi seperti ini :
dan perlu kita ketahui jari yang kita gunakan biasanya untuk
menekan chord adalah
kelingking - telunjuk - jempol
Kelingking = not pertama
Telunjuk = not kedua
Jempol = not ketiga
biasanya untuk penempatan jari
seperti ini tergantung dari kenyamanan kita masing - masing, tapi kebanyakan
orang memang merasa lebih nyaman menggunakan 3 jari diatas untuk chord dasar seperti
ini.
Selain Chord Major ada juga
namanya Chord Minor. Ibarat chord
major adalah suara bakunya, chord minor
itu suara falsnya.
Penekanan tuts pada keyboard/
piano pun hanya beda sedikit. yaitu menurunkan nada yang ditengah 1/2 nada.
Contoh :
Chord C Major = 1 - 3 - 5
berarti C Minornya (Cm) = 1 - 3♭ - 5
Chord D Major =
2 - 4# - 6
berarti D
minornya (Dm) = 2 - 4 - 6
selebihnya bisa
dilihat dari gambar berikut:
Chord Minor
Susunan Akor Mayor
Kadens
|
Not
|
Jenis
|
Nama
|
Contoh
|
Tingkat I
|
1 3 5
|
Mayor
|
Tonika
|
C
|
Tingkat II
|
2 4 6
|
minor
|
Super Tonika
|
Dm
|
Tingkat III
|
3 – 5 – 7
|
minor
|
Sub Median
|
Em
|
Tingkat IV
|
4 – 6 – 1’
|
Mayor
|
Sub Dominan
|
F
|
Tingkat V
|
5 – 7 – 2’
|
Mayor
|
Dominan
|
G
|
Tingkat VI
|
6 – 1’ – 3’
|
minor
|
Median
|
Am
|
Tingkat VII
|
7 – 2’ – 4’
|
Diminished
|
Leading Not
|
B dim
|
Memainkan musik tidak selalu menggunakan nada dasar
C (flat). Untuk mengiringi lagu tertentu, dengan keterbatasan jangkau
suara/vocal, penggunaan nada dasar bisa berubah-ubah. Penamaan chord dengan
sistem tangga nada berubah membentuk susunan nama chord baru. Berikut adalah
nama chord untuk tangga nada berubah.
Nada Dasar
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
Do = C
|
C
|
Dm
|
Em
|
F
|
G
|
Am
|
Bdim
|
Do = G
|
G
|
Am
|
Bm
|
C
|
D
|
Em
|
F#dim
|
Do = D
|
D
|
Em
|
F#m
|
G
|
A
|
Bm
|
C#dim
|
Do = A
|
A
|
Bm
|
C#m
|
D
|
E
|
F#m
|
G#dim
|
Do = E
|
E
|
F#m
|
G#m
|
A
|
B
|
C#m
|
D#dim
|
Do = F
|
F
|
Gm
|
Am
|
Bb
|
C
|
Dm
|
Edim
|
Contoh
pergerakan chord
Pergerakan
Chord Sederhana
I – IV – I ; contoh : A – D – A
I – V – I ;
contoh : A – E – A
I – IV – V – I ; contoh : A – D – E – A
I – V – IV – I ; contoh : A – E – D – A
Pergerakan
Chord Subsitusi
I – VI – II – V – I
I – III – IV – V – I
I – III – II – V – I
I – II – V – I
I – VI – IV – V – I
I – VII – VI – V – IV – III – II – V – I
I – IV – III – VI – II – V – I
Posisi Jari Chord pada Instrument Musik Harmonic
Posisi jari Anda di instrument seperti gitar dan
piano/keyboards berbeda. Gitar mempunyai keterbatasan jangkau jari. Sehingga
pada instrument gitar susunan nada dikenal dengan nama inversi chord. Sebagai
contoh akor C = C – E – D (1-3-5), inversi chord pada senar (dawai)
berturut-turut dari dawai teratas adalah G – C – E – G -c – e. (Lihat gambar)
Teknik
Fingering Chord tuts Piano atau Keyboards
relatif lebih mudah, karena berurutan rendah ke tinggi. Akord inversi
bisa saja terbentuk karena kebutuhan nada tertentu pada chord itu. Seperti
contoh :
Chord A
Mayor = A – C# – E , inversi pertama menjadi E – A – C#, inversi kedua menjadi
C#-E-A. Sebagai tiang chord adalah nada A.
CHORD C Mayor – Inversi
Chord
Inversi akan mempermudah pergerakan jari pada tuts piano. Contoh :
Pergerakan
chord : C – G – C – F —-> C (ceg)
– G (bdg) – C (ceg) – F (cfa)
F Chord Inversi
Progressive Chord
Pada jenis musik tertentu, kebutuhan harmoni musik
diperluas dengan menggunakan Progressive Chord. Pola Membentuk Progressive Chord pada instrumen :
X = 1 – 3 – 5 , contoh : C = C – E – G
X Maj 7 = 1 – 3 – 5 – 7 , contoh : CMaj7 = C – E –
G – B
X Maj9 = 1 – 3 – 5 – 7 – 9, contoh : C Maj9 = C – E
– G – B – D’
X 7 = 1 – 3 – 5 – b7 , contoh : C7 = C – E – G -Bb
X sus = 1 – 4 – 5 , contoh : C sus = C – F – G
X sus 7 = 1 – 4 – 5 – b7 , contoh: Csus7 = C – F – G – Bb
X m = 1 – b3 – 5 , contoh : Cm = C – Eb – G
X m7 = 1 – b3 – 5 – b7 , contoh : Cm7 = C – Eb – G
– Bb
X m 9 = 1 – b3 – 5 – b7 – 9 , contoh : Cm7 = C – Eb
– G – Bb – D’
X m 7 – 5 = 1 – b3 – b5 – b7 , contoh : Cm7-5 = C –
Eb – Gb – Bb
Dengan
demikian Anda harus menyusun terlebih dahulu susunan tangga nada, seperti Do=C
, Do=F, Do=A, dll. Setelah itu temukan nada ke 1, ke 2, ke 3, dst.. untuk
menyusun chord di atas. Untuk penempatan jari di instrumen piano atau keyboard
agak lebih mudah. Tetapi untuk penerapan di instrument gitar, not tidak selalu
berurut , disesuaikan dengan jangkauan jari pada fret gitar.
contoh :
Bm7 = B –
D – F# – A’
F7 = F –
A – C – Eb
DM7 = D –
F# – A – C#
E sus7 =
E – A – B- D
GM9 = G –
B – D – F# – A
Bm7-5 = B
– D – F – A
Progressive Chord Mayor 7 – Diminished 7
Di bawah ini adalah sebuah contoh penerapan
pada pola musik ‘Blues‘ 12 bar
(gunakan birama 4) :
Blues Chord
Contoh
lain pada tangga nada do = C :
Jazz Improvisasi in C Blues
Harmoni
Harmoni adslah pergerakan dari
satu akor ke akor yang lain yang difungsikan sebagai pengiring suatu
melodi.Pergerakan akor yang indah atau bagus sering di istilahkan sebagai
pergerakan yang harmonis.Sedangkan akor sendiri adalah perpaduan tiga nada atau
lebih.
Akor yang di susun dari tiga nada
yang disusun keatas dengan berdasarkan interval terts disebut triad.
Berikut adalah susunan akor triad
dalam tangga nada C mayor:
Akord
mayor ditunjukkan dengan huruf besar sedangkan akord minor ditunjukkan dengan
huruf kecil
Berikut
ini adalah jarak nada pada akord-akord triad:
Mayor
: 2+11/2
Minor
: 11/2+2
Diminised
: 11/2+11/2
Augmented
: 2+2
Penerapan akord
dalam lagu
Untuk
menerapkan akord pada lagu harus dilihat terlebih dahulu alur melodi lagu yang
telah ditentukan. Kemudian dicari kemungkinan-kemungkinan birama di mana akord
akan ditempatkan. Tempatkan akord pada pada birama yang tepat. Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh berikut ini:
Langkah-langkah
menentukan akord:
·
Akor
biasanya ditempatkan pada ketukan kuat suatu birama pada permulaan lagu dan pada
akhir frase atau kalimat lagu. Lagu di atas mempunyai tanda birama ¾ sehingga
pada tiap birama terdapat tiga ketukan yang teridiri dari ketukan 1 kuat ketukan 2 lemah ketukan 3 lemah.
·
Pada
tempat-tempat yang diberi tanda kotak di atas adalah kemungkinan tempat akord
tersebut.
·
Pada
kotak pertama isilah akord I karena nada pertama lagu tersebut adalah C, maka
yang paling mungkin adalah akord I yang berisi nada-nada C – E – G. Ada kemungkinan akord IV yang berisi F – A –
C, tetapi untuk lagu sederhana seperti di atas
kecil kemung-kinannya, sehingga yang paling tepat adalah akor I.Pada
birama ke 4 nada lagu adalah D, akor primer yang mempunyai unsur nada D adalah
akor V. Jadi tempat tersebut adalah akor V.
·
Pada
birama ke 5 adalah awal frase, mempunyai unsur nada seperti pada permulaan
lagu, maka kembali ke akord I.
·
Kotak
pada birama ke 7 nadanya adalah D maka tempat tersebut adalah akord V.
·
Kotak
pada birama ke 8 adalah akhir lagu dan nadanya C maka kembali ke akord I.
·
Setelah
kotak-kotak tersebut terisi maka jadilah lagu tersebut lengkap dengan akord.
Sehingga menjadi seperti pada
gambar di bawah ini. Cobalah
mainkan lagu dengan akord tersebut berulang-ulang sampai dapat dipastikan bahwa
akordnya sudah tepat.
Trinada atau Akord (Susunan 3 Nada)
Tanpa adanya akor maka terasa
tidak lengkap. Unsur Harmonisasinya juga tidak tercapai. Oleh karena itu
pentingnya akor untuk mengiringi melodi yang ada. Perpaduan yang benar dan
tepat antara akor dengan melodi ini yang kita sebut harmonis. Akor secara garis
besar adalah gabungan 3 nada yang dibunyikan secara bersamaan. Tidak sembarang
nada yang dibunyikan, namun ada aturan yang harus diperhatikan tidak asal 3
nada.
Pengertian Akor atau Trinada
Akor adalah susunan tiga nada
atau lebih yang dibunyikan secara serentak akan menghasilkan nada yang
harmonis. Akor bisa juga disebut dengan Trinada. Trinada adalah tiga nada yang dibunyikan serentak. Tiga nada yang
dimaksudkan adalah pertama adalah nada Utama sebagai dasar akor. Kemudian Nada
kedua adalah Nada Tert. Nada Tert itu adalah Nada yang ketiga dari Nada Utama
atau nada dasarnya. Dan nada yang ketiga adalah nada kuint adalah Nada kelima
dari Nada Dasarnya. Dari dasar itulah maka akan tersusun beberapa akor dengan
nada dasar Natural sebagai berikut :
Tingkat 1
: C - E - G = disebut TONIKA diberi nama C Mayor
Tingkat 2
: D - F - A = disebut SUPER TONIKA diberi nama D Minor
Tingkat 3
: E - G - B = disebut MEDIAN diberi nama E Minor
Tingkat 4
: F - A - C1 = disebut SUB DOMINAN
diberi nama F Mayor
Tingkat 5
: G - B - D1 = disebut DOMINAN
diberi nama G Mayor
Tingkat 6
: A - C1 - E1 = disebut SUB MEDIAN
diberi nama A Minor
Tingkat 7
: B - D1 - F1 = disebut INTRODUKTOR
diberi nama B Dim
Keterangan
Akor
tingkat 1, 4, 5 memiliki interval antara nada dasar dengan nada tert-nya
adalah 2. Oleh karena itu disebut tert besar atau AKOR MAYOR. (Pelajari INTERVAL
NADA)
Akor
tingkat 2, 3, 6 memiliki interval kecil terhadap kedua nada. Misalnya
Nada D ke F berjarak 1 setengah.
Maka Akor tersebut dinamakan akor Minor. (Pelajari INTERVAL NADA)
Akor
Tingkat 7 disebut dengan Akor DIMINISHED artinya jarak antara nada dasar dengan
nada ketiganya hanya 3 atau interval kuint kurang (Diminished)
Kunci atau Akor ?
Seseorang terkadang menyamakan
kunci dengan akor. Orang berpendapat kunci maka yang jelas seseorang akan
menekan 3 nada sekaligus untuk mengunci nada yang dinyanyikan. Misalnya Nada
seorang penyanyi di C=do maka Kuncinya adalah C - E - G. Jadi menurut saya,
Kunci adalah Jelmaan Akor yang sudah tersusun. Istilah Kunci adalah bagaimana
Nada yang dinyanyikan adalah Nada C = do, disamakan atau dikunci dengan Akor C.
Pengertian Interval Dalam Tangga Nada Mayor
Interval adalah
jarak antara nada satu dengan nada yang lain. Interval juga bisa disebut selang
nada
Nama-nama interval atau selang nada
yaitu :
Selang
nada 1 – 1 disebut Prim
Selang
nada 1 – 2 disebut Sekon
Selang
nada 1 – 3 disebut Terts
Selang
nada 1 – 4 disebut Kuart
Selang
nada 1 – 5 disebut Kwint
Selang
nada 1 – 6 disebut Sekst
Selang
nada 1 – 7 disebut Septim
Selang
nada 1 – 8 disebut Oktaf
Contoh :
Interval bisa digunakan untuk menyusun
akord-akord trinada (tiga nada) dari suatu tangga nada, misalnya tangga nada C
mayor. Untuk menyusun akord-akord trinada ada syaratnya dan syarat ini juga
berlaku untuk menyusun akord trinada dari tangga nada mayor yang lain, misalnya
F mayor, G mayor dsb.
Adapun syarat-syarat itu sebagai berikut
:
a. Di atas nada dasar trinada kita
tumpuk dua buah nada
b. Tumpukan kesatu berselang nada terts.
(perhatikan : dihitung dari nada paling bawah!)
c.
Tumpukan kedua berselan nada kwint. (juga dihitung dari nada paling
bawah)
Berikut ini contoh interval atau selang
nada dalam akord-akord trinada dalam tangga nada C mayor :
Tingkat I :
c – e, selang nada terts besar (1 ; 1)
c – g, selang nada kwint murni (1 ; 1 ;
½ ; 1)
Tingkat II :
d – f, selang nada terts kecil (1 ; ½ )
d – a, selang nada kwint murni (1 ; ½ ;
1 ; 1)
Tingkat III :
e – g, selang nada terts kecil ( ½ ; 1)
e – b, selang nada kwint murni ( ½ ; 1 ;
1 ; 1)
Tingkat IV :
f – a, selang nada terts besar (1 ; 1)
f – c’, selang nada kwint murni (1 ; 1 ;
1 ; ½)
Tingkat V :
g – b, selang nada terts besar (1 ; 1)
g – d’, selang nada kwint murni (1 ; 1 ;
½ ; 1)
Tingkat VI :
a – c’, selang nada terts kecil (1 ; ½ )
a – e’, selang nada kwint murni (1 ; ½ ;
1 ; 1)
Tingkat VII :
b – d’, selang nada terts kecil ( ½ ; 1)
b – f’, selang nada kwint kurang ( ½ ; 1
; 1 ; ½ )
contoh :
Dari uraian di atas, kesimpulannya
adalah :
a. Akord trinada yang memiliki selang
nada terts besar dan kwint murni disebut trinada besar atau akord mayor yakni
tingkat I, IV dan V
b. Akord trinada yang memiliki selang
nada terts kecil dan kwint murni disebut trinada kecil atau akord minor yakni
tingkat II, III dan VI
c. Akord trinada yang memiliki selang
nada terts kecil dan kwint kurang disebut trinada kurang atau akord diminished
yakni tingkat VII
0 komentar:
Posting Komentar